Pages

Cari yang ada di Blog Ini

14 Desember 2008

Percakapan iblis & Nabi

Waktu itu, di hari kerja yang padat gua nerima imel dari temen kantor. Kira-kira kaya gini ini bunyinyah,,,,
(dikarenakan sangat tidak sedikit, formatnya akan dibuat menjadi beberapa bagian postingan. Harap maklum)




From: Ristiani MTA [mailto:ristiani@taman-anggrek-mall.com]
Sent: Wednesday, September 24, 2008 10:44 AM
To: Ceu Juju Asih (E-mail); Edy Supriadi Office (E-mail); Lisa (E-mail); Murti (E-mail)
Subject: Pertemuan Iblis dengan Nabi Muhammad SAW



Semoga bermanfaat



-----Original Message-----
From: MUZAKI ZAKI [mailto:muzaki_z@yahoo.co.id]
Sent: Tuesday, September 23, 2008 10:15 AM
To: Ristiani; arsul mujitaba; Ali Mukti; harsana sana
Subject: Fw: Pertemuan Iblis dengan Nabi Muhammad SAW


Dari Milis sebelah, semoga bermanfaat. Maaf bagi yang sudah pernah membacanya ..


Iblis Terpaksa bertamu kepada Rasulullah SAW dari Muadz bin Jabal dari Ibn Abbas:

Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW di kediaman seorang sahabat Anshar, tiba - tiba terdengar panggilan seseorang dari luar rumah:
"Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? sebab kalian akan membutuhkanku. "

Rasulullah bersabda:"Tahukah kalian siapa yang memanggil?"

Kami menjawab: "Allah dan rasulNya yang lebih tahu."

Beliau melanjutkan, "itu iblis, laknat Allah bersamanya."

Umar bin Khattab berkata: "izinkan aku membunuhnya wahai Rasulullah"

Nabi menahannya:" Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik bukakan pintu
untuknya, sebab dia telah diperintahkan untuk ini, pahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik."

Ibnu Abbas RA berkata: pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu matanya. di janggutnya terdapa 7 helai rambut
seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi.

Iblis berkata: "Salam untukmu Muhammad,... . salam untukmu para hadirin..."

Rasulullah SAW lalu menjawab: Salam hanya milik Allah SWT, sebagai mahluk terlaknat, apa keperluanmu? "

Iblis menjawab: "Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa."

"Siapa yang memaksamu?"

"Seorang malaikat utusan Allah mendatangiku dan berkata:
"Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukkan diri.beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. jawablah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debuyang ditiup angin."
oleh karena itu aku sekarang mendatangimu. Tanyalah apayang hendak kau tanyakan. jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. tidak
ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh."

Orang Yang Dibenci Iblis

Rasulullah SAW lalu bertanya kepada Iblis: "Kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling kau benci?"

Iblis segera menjawab: "Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah mahkluk Allahyang paling aku benci."

"Siapa selanjutnya? "

"Pemuda yang bertakwayang memberikan dirinya mengabdi kepada Allah SWT."

"lalu siapa lagi?"

"Orang Aliim dan wara' (Loyal)"

"Lalu siapa lagi?"

"Orang yang selalu bersuci."

"Siapa lagi?"

"Seorang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannnya kepada orang lain."

"apa tanda kesabarannya? "

"Wahai Muhammad, jika iatidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, Allah akan memberi pahalaorang -orang yang sabar."

"Selanjutnya apa?"

"Orang kaya yang bersyukur."

"apa tanda kesyukurannya? "

"Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan mengeluarkannya juga dari tempatnya."

"Orang seperti apa Abu bakar menurutmu?"

"Iatidak pernah menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam Islam."

"Umar bin Khattab?"

"Demi Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur."

"Usman bin Affan?"

"Aku malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya."

"Ali bin Abi Thalib?"

"Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan aku melepaskannya. tetapi ia tak akan mau melakukan itu." (Ali bin
Abi Thalib selalu berdzikir terhadap Allah SWT)---1

04 Desember 2008

Cita-cita,eh?! (2)

Sering kali kita dihadapkan pada pertanyaan2 aneh yang muncul di waktu yang salah. Misalnya: di saat makan, atau sholat, atau kerja, sholat, cebok, ngelepas kaos kaki, sholat, dst-dst.
Sebagian besar jelajahan pikiran kita itu timing-nya tepat di waktu senggangnya otak kita berpikir.

Jelas itu sangat mengganggu. Mengganggu, karena pertanyaan2 itu sama sekali gak bisa diingat sampai 'waktu untuk bertanya' itu tiba.
Tapi, ada satu yang masih bisa di ingat. Satu hal yang masih gua raba-raba ampe sekarang. Satu hal nyang jika dan hanya jika kita tanyakan keapda para sikolog atow sikiater--namun jangan sekali-kali nyanya sama dukun/orang pinter--kan ngabisin isi celengan kita setaun penuh. Satu hal itu: masa depan!
Masa depan. Hal remeh yang bahkan membuat ahli sarjana pun pusing dibuatnya.

Dua cara menyikapi cita-cita:
Bagi sebagian orang, cita-cita adalah sesuatu yang sangat vital. Primer untuk terpenuhi. Bagi golongan ini, cita-cita bagai ruh yang menelusup di kehidupan. Menurutnya, tanpa cita-cita manusia adalah seonggok daging yang hanya bisa berjalan tak tentu arah. Lebih baik mati daripada tak punya tujuan hidup. Tak punya cita-cita.

Sebaliknya, sebagian orang lagi yang sisanya, mereka itu tak mau ambil puyeng memilirkan semua itu. Gak ada bagi mereka sesuatu yang dapat dijadikan manfaat secara langsung sebab merancang dan mengusahakan untuk meraih cita-cita itu sendiri. Baginya, sesuatu yang didapat secara instan dan cepat tanpa susah payah bekerja keras adalah keniscayaan. Tiada yang lain. Oleh karena itu, hasil yang didapatnya pun hanya sekejap saja. Tak berlangsung lama.

Keduanya pilihan. Pilihan yang semua orang memilikinya. Punya hak atas itu. Mungkin untuk segelintir mereka yang tak punya sesuatu materi buat meneruskan pendidikan yang lebih tinggi akan berkilah dengan enteng, "ah, kita mah urang ga punya. Mana mungkin bisa menyekolahin sampe insinyur gitu... mending kerja aja atuh..." atau komentar-komentar lain yang menyiratkan keputusasaan.
Dan itu juga hak. Mereka berhak memperjuangkan apa yang diyakininya. Gak bisa kita seenaknya memaksakan hal prinsipil ini kepada mereka. Yang bisa kita sebagai kaum nomor 1 adalah, membimbing mereka sepenuh hati untuk bisa meyakinkan dan mengubah pandangannya mengenai arti penting pendidikan. yap. Hanya sebatas mengarahkan. Karena keputusannya sudah berada di tangan-Nya.


(Hoho... dicukupkan ngebualnya..)

KE KE KE :-D

03 Desember 2008

Cita-cita,eh?!

Pertanyaan pada saat ini:
— Gimana sih nentuin suatu cita-cita?

Hm… Pernah gak sih kita kepikiran soal masa depan kita?
Atau… Apa sih pekerjaan yang nantinya akan kita lakukan saat udah jadi bapak-bapak? Dan—mungkin ini yang susah dijawab—Kenapa sih kita harus bercita-cita???

Hoho… pertanyaan yang aneh memang. Dan jawabannya mungkin akan lebih aneh malah. Oh iya, sebelum pertanyaan itu dijawab satu per satu, ada baiknya kita dengarkan suara Trick si Call Ogi’s inih,,



Ehm,,

Ng….
Cita-cita menurut kamus gue tuh ya adalah suatu hal atawa perbuatan yang telah biasa dilakukan di massa lalu—bisa dibilang hobi—dan pada prosesnya (tentu saja dengan kerja keras) dan terus-menerus diasah agar dirinya dapat lebih handal dalam mengaplikasikannya. Intinya, hobi=cita-cita.
Yah, seperti itulah.

Menurut lo??


Hm…
Namun, bagaimana jika kasusnya seperti ini,,
(Dengan pemisalan tentu saja)
Gue adalah orang yang suka mengutak-atik barang elektronik. Bongkar-ngobeng-ngulir-pasang- Bongkar-ngobeng-ngulir-pasang- Bongkar-ngobeng-ngulir-pasang. Itulah sesuatu yang gue lakukan saat gak ada kerjaan.
Gue juga suka dengan yang namanya jalan-jalan. Kemana pun jalan. Backpacker lah.
Gue juga menyukai pemandangan. Gue suka kalau pemandangan itu diabadikan, tentu saja maksudnya adalah difoto. Istilah kerennya gue menyukai menjadi fotografer.

Well, lihat kan?
Itu semua katakanlah hobi gue. Ketiganya. Jika kita menyimpulkan bahwa hobi adalah cita-cita di massa depan, bagaimana dengan permasalahan yang ini. Apakah ketiganya itu adalah cita-cita si ‘gue’ ini? Bagaimana memilih satu diantaranya? Confuse me….

Menurut seseorang yang entah di mana dan sekarang pun lagi ngapain gue juga kagak tau, perbedaan antara keinginan dengan ambisi meraih cita-cita terletak pada kesungguhan dari orang tersebut. Keinginan itu bisa diartikan dengan obsesi seseorang untuk tahu dan bisa melakukan dengan usaha kerja keras yang dapat dia lakukan. Namun, saat dia sudah berusaha dengan seluruh kemampuannya itu tetapi tetap mengalami kegagalan, reaksi darinya hanya sekedar ‘yah, gak bisa guah… YAUDAH DEH, GAK APA-APA’. Itulah yang disebut sebagai ‘sebatas keinginan’.
Sedangkan cita-cita itu terlihat dari apakah dia seolah terkena serangan penyakit obsesif kompulsif. Fight yang dilakukannya tidak hanya bergantung kepada kemampuannya. Dia juga akan berusaha menemukan sebuah kebesaran Tuhannya, di samping dia juga kerja keras dalam usahanya (The megicly U know?). Lalu, jika pada waktunya habis dan cita-cita itu tidak dapat dicapai, maka dirimu akan menyesalinya. Benar benar menyesali! Seakan hidup ini sudah tak berarti lagi buatnya.

Well, jagalah mimpi-mimpimu itu. Jaga dan berjuanglah dengan tetesan darahmu.

Berdo’a-lah! Berdo’a-lah dan Dia akan memeluk mimpi-mimpimu.

Akhirnya, yang terakhir kita bisa lakukan adalah menanti kabar baik itu.

Sesungguhnya takdirmu itu s’lalu baik untukmu…

23 November 2008

Buffet,,, the 'kekenyangan yang (tak) sejati'

Di Buffet makanan apa aja ada. Beneran. Udah kayak istana aja. Pengen ini ada, pengen itu ada. Perbedaannya hanya di istana tuh apa2 ya disediain, diambilin. Kalo di sini boro2. 'ambil gih sono ndiri' adalah kata yg cocok diucapkan pramusajinya.
Berikut masakan yang sempet masuk ke kerongkongan gue.
- Lemon Chicken. Kreatifitas dalam mengolah ayam sangat unggul pada masakan ini. Aroma lemon yang melumuri tuh ayam membuat pelaku karnivora akan... Slerps! Ngilers tak berujung.
- Beef Black. Kalo tak salah seperti itu nama yang tertera di tempat daging sapi itu bertahta. Ugh, delicious tenan rek! Gak nyesel nyoba yang ini. Tapi gue gak banyak2 nyobainnya. Takut teman2 daging yang lain gak kebagian tempat di perut gue ini.
- Ayam Goreng Terasi. Kalo dilihat, diimbangkan dengan menu lain ayam berlumur terasi ini aja yang sangat tidak english. Gue rasa para koki, chief, karyawan, bahkan sampe bos-nya belum pernah menemukan di kamus indonesia-inggeris: apa itu 'terasi'?
- Tofu. Dari namanya keren. Tapi liat artinya: tahu! Sial bed gue. Gue kira menu baru dari jepun (tofu gitu loh?). Hari itu sekali gue tertipu oleh--dalam analoginya jangan menghakimi buku dari--cover!!
Tapi tetep enak kok, makanan pribumi.
- Fried Noodle. Mi gorengnya enak pake orange telur (warnanya emang jingga. Jadi namanya bukan kuning telur). Beda dari biasanya yang gue telen.
- Fried Rice. Enak walopun tidak terlalu goreng.
- Spagheti Capricio. Gak mengerti apa itu capricio. Tapi yakin kalo nih resep datang dari daratan eropa. Sedikit dicicipi mie berukuran lebih besar dari batas konvensionalnya menggunakan yaitu jempol&jari tengah (kita perhatikan di sini bahwa gue sama sekali tidak menggunakan alat bantu garpu maupun sendok).
Cita rasa Italiano bergema di saraf-saraf motorik indera perasa lidah bagian pinggir ini.
Sip!
- Lyonnais Potato. Kentang ala Lyon. Begitu alih bahasa yang kupaham. Dari namanya nyaris tidak dapat dipungkiri kalo resepnya tidak bisa tidak berasal dari sana, Lyon. Namun sayang seribu sayang, kenyataan bahwa ini benar2 'kentang ala Lyon' tak pernah terungkap sampai sekarang. Mengapa sebab? Ya karena pertanyaan tentang itu belum pernah digaungkan kepada koki the buffet itu.
- Chicken Katsu. Tafsiran gue ayamnya berasal dari negeri anime sono.
- Roast Duck. Daging bebek yang diolah dengan bahan2 yang gue pun gak tau ini menjadi favourite gue. Wangi. Seperti habis dibakar.
Nb: info terakhir yang gue dapet, ternyata roast itu bermakna panggang!
- Roast Chicken. Idem di atas. Bedanya cuma di bebek-ayamnya saja.
- Chicken Teriyaki. Teriyaki boyz, eh? Data mengenai menu tersebut nihil. Pengetahuan yang tersisa adalah Teriyaki. Beliau bukan...?yang mengisi OST-the fast the farious edisi Tokyo??
Tidak sambung namun cukup lepas, kan?
- Chiken Kungpao. Loh, ini makanan apa nama band??
(kungpao chicken)
- Chicken BBQ Grill. Gak tau gue mau ngasi penjelasan apa...
- French Pastries. Kue2 buatan Prancis ini (tau berasal dari sono merujuk pada kosakata French-Kiss=ciuman ala prancis) menempati urutan pertama dalam sesi makanan pencuci mulut. Nyeleneh bed rasanya. Biasa gue sebut dengan 'keluar dari zona aman' versi kue2 basah dari ISO sebuah makanan. Aroma es krim yang menyeruak ke tiap pori2 indera pengecap rasa manis ini menyibakkan penasaran gue yang sedari tadi berantem sendirian di otak besar, "kreamer apa tiramisu ya..? Atau... Coklat hitam apa malah mocca??"
Dan es krim seakan sebuah pembungkaman yang lewat begitu saja tanpa meninggalkan pamitnya.
"ooh...es krim tho..."
- Es Krim: Rum Raisin, blackcurrant bubble gum, mango mint. Dua yang pertama milik gue sepenuhnya. Yang lain harus berizin Taufiq dahulu sebelum mencecap harumnya mint di dalam rasa mangga indramayu (tau dari mana kalo rasanya tuh mangga indramayu??). Rum Raisin yang paling es krim.
- Kerang. Udah sering si. Tapi merebus sendiri memang menyajikan kewangian tersendiri di hati.
- Sup Untitled. Ya karena namanya dirahasiakan yo...waste, lah.
- Ronde Jahe. Enak di suasana puncak. Top markotop. Tapi tidak di restoran ini. Weeks! Ronde-nya yang segede bandul bikin eneg.
(hal ini diperparah dengan ke-fueltank-an lambung gue yang sempit).
Ps: saran gue ronde-nya gak usah diambil. Kuah jahe aja yang disikat!


Kesimpulan:
1. Enak bagi yang di bayarin kantor.
2. Kenyang bagi anak2 pelajar yang bawa kartu pelajarnya.
3. Muntah2 bagi mereka yang maksa 3 ronde segede bandul masuk sekaligus.
4. Menyesal bagi mereka yang menghabiskan nasi goreng sepiring mentung di awal waktu.
Ckckck. Kasihan menurut gue si.
5. Jangan bawa kantong plastik item! (apalagi yang tembus pandang). Bahwa kejahatan sekecil apapun pasti 'kan terdetek.
6. Bersenang-senanglah..!

02 November 2008

Teringat Oh Teringat Boleh?




















Sudah empat bulan lebih gue meninggalkan sekolah teknik gue itu. Sesudah beberapa waktu berjalan itu pula gue pun merasa kangen terhadap STM berasaskan Teknologi&Industri itu. Mulailah gue mengabadikan tempat-tempat bersejarah itu di hari sabtu (secara gue bisanya cuma hari itu). Gak bagus sih. Tapi bagi gue ini pun sudah cukup mewakili dahaga fotografer amatir kayak gue ini. dan mudah-mudahan yang ngeliat ini mendapat hikmahnya,juga wangsit kalo diperlukan.
Kekekeh... (Gak kok. Gambar ini gak mengandung SARA maupun hal-hal gaib. Apapun itu).


p.s.: kenapa gambar pertamanya itu gedung Kantor guru tampak samping??? Ya karena cerita berkisah di sekitar situ... Q Nur, Q August, Q DAweng, dan Q-Q lainnya yang punya andil besar dalam pembantaian besar-besaran terhadap kami inih...kaum proletar gondrrrrong!!
Hh!! Iseng juga tu mereka....he2

Salam dari gue kepada teman-teman semua yang masih mau bertandang ke tempat itu.

Ya-Ha!!

31 Oktober 2008

Ngeluh Boleh?

Awal minggu yang lalu, di saat gue lebih memilih menggunakan transportasi massal khusus ibukota; Transjakarta untuk pulang kerja, sangat mencengangkan bahwa seperti inilah yang terjadi. Realita yang didapat pada Jembatan Penyeberangan Orang halte busway Dukuh Atas yang menjadi sentral perpindahan antar-koridor. Sulit bagi gue untuk bersimpati kepada BLU, sebagai operator Busway ini. Bisa dibilang gue kecewa dibuatnya. Banget malah.
Namun begitu, gue tetep mendukung kebijakan pemerintah itu, kok. Baik busway, monorail, waterway, atau apapun itu, selagi semua kebijakan tersebut masih memihak kepada kita, rakyat kecil. Jadi kepada calon-calon pemimpin di negeri ini yang mau nyaman duduk di kursi terhormat, ya kalian harus bener-bener total dalam memperjuangkan hak-hak rakyatnya. Seperti kata pepatah, vox populi vox dei.

Berbuat Lebih Boleh?


Setelah letih bergelut dengan kerjaan di kantor, gue iseng-iseng ngeluarin kepala gue dari jendela bus 213. Air hujan yang mengguyur jalan-jalan di ibukota itu jatuh pula di tiap senti rambut hitam legam milik bujang asli betawi ini. Segar sekali rasanya. Sekilas gue menangkap bayang-bayang daerah Kansas, terutama sekitar rumah gue yang saat itu sedang dilanda hujan lebat, saat rizki dari Tuhan menyapa tubuh gue ini. Lalu sekelebat bayang lain meng-cut-nya. Saat itu gue sudah menjadi siswa SLTP dan baru saja pulang sekolah. Menari-nari tidak jelas di tengah jalan, seolah menantang hujan agar mengeluarkan semua persediaan air yang tersedia sampai muncul kembali musim kemarau. Ingatan-ingatan seperti itulah yang sering gue rasakan saat titik-titik air dari langit jatuh dengan derasnya.
Dan sekarang sudah lewat beberapa tahun, masih saja terasa segar di memori, seakan baru saja terjadi kemarin sore.
Mengikuti ucapan Khaleed Hnsseini, bahwa sepintar-pintarnya kita menutup dan mengubur masa lalu, dia akan dengan kuatnya menyeruak keluar dari tempat sembunyinya dan menyapa kita di waktu yang telah dipilihnya.
Well, jangan sampai kita menjadi ataupun seperti orang yang melakuan hal-hal yang sia-sia seperti itu. Bahwa masa lalu, terutama yang sangat gelap dan kelam, hal tersebut akan berguna di hari nanti, dimana suatu pengalaman akan sangat dibutuhkan, saat dimana seseorang tidak mau jatuh di lubang yang sama untuk yang kedua kalinya.
Terlepas dari itu semua (tulisan gue sangat keluar dari foto di atas) gue menyukai orang-orang yang berjuang demi orang lain.

21 Oktober 2008

Bertanya Boleh?

Ya, gue memang aneh. Sebenernya gue gak gitu ngerti dengan postingan yang sebelumnya ituh tadi. Tapi dipaksakan tulis supaya gaya penulisan gue bias berkembang. Secara, gue kalo kagak nulis ya ngapain lagi..? ada sih: baca buku di Gramed!!
Hm.. satu lagi tulisan aneh dari gue. Yang ini bukan kritik, bukan opini tentang apapun. Ini adalah sebuah pertanyaan dari hati kecil gue yangsudah lama sekali terkubur malu, gue—baru aja—ubek-ubek lagi dari palung hati terdalam, dan sekaranglah keberanian itu datang ke permukaan. Gue menampilkannya, agar menyadarkan gue ini bahwa hidup itu sangat sulit untuk dijalani, dan sangat tidak gampang! Dan dalam segala kesulitan, akan ada balasan yang sangat cukup untuk semua kerja keras, juga dari ikhlas kita untuk mau bersusah payah, berusaha menjadi sesuatu yang lebih baik.

SEBUAH TANYA: WAHAI WANITA…?

Wahai wanita yang malang,
Siapakah engkau?
Berani-beraninya dirimu mencintaiku
Engkau tahu semua hitamku, lemahku.
Namun tetaplah engkau keras kepala padaku…

Wahai wanita malang,
Tidakkah kau tega terhadap dirimu,
Mau-maunya engkau berkorban besar, memberiku semua,
Agar ku bahagia karean semua itu…

Wahai wanita (yang bias dibilang) malang,
Bias-bisanya engkau menaruh simpati kepadaku,
Mengikhlaskan sisa hidupmu selalu menemani dan berada di hatiku..

Wahai wanita yang (JELAS-JELAS!) malang,
Siapakah dirimu itu??
Ng.. apakah ku boleh mengira..?
Akankah engkau kusebutkan satu per satu supaya kau mau mengaku kepadaku?

Mungkinkah engkau Asmirandah itu??
Seorang bintang iklan&televisi yang sedang bersinar?
Oh.. yes! Tentu kita berbeda kasta. Aku sadar,,
Engkau artis, sedang aku—bisa dibilang—pengemis…

Mungkinkah engkau mereka, seseorang dari anak rohis??
Dan siapapun, mereka-mereka yang semacam itu...
Oh.. Engkaulah akhwat sejati, impian para ikhwan..
¯-¯ namun aku bukanlah ikhwan itu…

Mungkinkah engkau Vinny??
Oh.. she is charming and clever girl!!
Criteria cewe’ teladan ada padanya,
Ohoho.. namun kukira hanya orang gila yang percaya bahwa kita bisa menyatu…

Atau…
Mungkinkah engkau Bu Ratna??
Wow, engkaulah guru yang baik; penyabar, keibuan, perhatian kasih.
Dan engkau selalu bisa menjadi teman para muridmu.
Mungkin engkau bisa menjadi teman hidupku..?
Ehm.. tentu saja. Itu hanyalah sebuah: misalnya!

Wahai wanita yang—bisa dipastikan 100% jika dia jadi denganku, nasibnya akan—malang,
Meski engkau sekarang jauh, dan masih menganggapku bukan apa-apa
Aku s’lalu menganggapmu bidadariku..
Engkaulah pen-support, juga sebagai tujuan hidupku.

Oh wanita malang…

Siapa??
Siapa sih kamu?

Bagaimana Memulainya...?

Sore ini di saat lambung ini belum terisi satu makanan apapun, di saat konsentrasi ini mulai kabur, di saat injury time sudah memasuki batas akhir, bisa-bisanya otak gue menampakkan kehebatan berpikir sedemikian jernihnya. Lalu gue pun berkata,
“Betul juga ucapan SB, Hidup ini adalah perbuatan...”
Semenitan gue menelaah makna kata-katanya itu, dan gue mendapatkan sedikit pencerahan mengenai itu. Well, konteks dalam kalimat ini berbeda dengan apa yang sering diucapkan Mba’ M bahwa hidup itu adalah perjuangan. Jauh. Jauh konteksnya. Kata-kata si SB ini mewakili mereka—para penumpas maniak penguasa istana Medan Merdeka, yang dari zaman baheula ampe sekarang ini sudah benar-benar muak dengan janji-janji kosong di setiap kampanye.
Bahwa yang dimaksud beliau (menurut saya) adalah hidup itu berbuat. Di setiap kehidupan kita harus selalu melakukan do the something, yakni berjuang, berkarya, berdamai, berkeadilan, berdemokrasi, dll..dll.. dan semuanya itu dilakukan dengan perbuatan. Bahwa yang dimaksud beliau menurut saya (lagi) kita jangan hanya menang dalamdebat soal RUU &pajak. Jangan juga kitahanya menebarkan janji-janji palsu (sejahtera, makmur, swasembada, ekspor tinggi, dll..dll..). Dan jangan pula kita bisanya hanya menjual rakyat miskin—yang sering sekali dilakukan pada saat iklan-iklan televisi untuk menyukseskan kampanye mereka yang tak bertanggung jawab itu.
Dan itulah, Hidup adalah Perbuatan, Tidak Berjanji!! Tanpa memihak pihak yang manapun gue setuju banget tuh dengan slogan itu. Sederhana—bagi yang tidak paham—namun menyentuh.
Hidup RUU ANTI PORNOGRAFI PORNOAKSI !!!!!